Tuesday, December 27, 2011

Balada Cinta Si Oneng



“Sebuah cinta memang harus diungkapkan karena tidak pernah ada cinta yang disembunyikan, kecuali oleh seseorang yang terlalu mencintai dirinya sendiri.”
(Donny Dhirgantoro dalam 5 cm , 2005)


.. Sekarang, jejaring sosialnya tak seramai biasanya. ini meresahkan, aku jadi sering tak tahu dimana ia dan bagaimana perasannya hari itu.. Sekarang, yang aku tahu, dia sedang tak bersama siapapun. tapi keberanian itu sepertinya takkan pernah terkumpul.. semuanya tetap sama, sajak-sajak tak bernama yang kukirim ke nomornya, telepon tanpa inisial hanya untuk mendengar ‘halo’ mendarat di telingaku..foto-foto curian masih tersusun rapi di buku agenda harianku.. Sekarang, semuanya masih saja sama..aku yang masih saja berdebar-debar setiap kali mendapati namanya disebut ..

Set 1
……………………………………………………………….
Sore kemarin, dengan sisa kuota internet yang tinggal separuh nyawa, saya ‘ngoyo’ membuka inbox mail. Semata demi membaca pesan dari seorang karib yang saya kenal hampir setahun yang lalu. Sebagian isi pesannya saya alih bahasakan dan saya gunakan untuk membuka catatan ini. Adalah Oneng yang merajuk-rajuk saya untuk segera membalas emailnya, mencari solusi atas kegalauan berkalanya. Empat (4) tahun belakangan, Oneng punya pekerjaan tetap, ia menjadi pemuja rahasia stadium akut, menjadi ‘orang yang jatuh cinta diam-diam’, menjadi bayangan gelap tak bernama.

Teman saya itu, sesungguhnya tipikal gadis luwes, supel dan komunikatif. Parasnya khas perempuan jawa yang semakin lama dilihat semakin kentara kecantikannya. kecerdasannya teramat mudah menyulut rasa iri siapapun. kemampuan bahasanya sanggup membawanya bersekolah ke negara manapun. Sayangnya, semua kelebihan teman saya ini, kontan lenyap dan menguap manakala  bertemu lelaki pujaannya. ia tiba-tiba kamisosolen dan pucat pasi. teman saya itu, sebagaimana sifat khas Oneng dalam Sitkom Bajaj Bajuri, mudah sekali gugup, over responsif, dan tak percaya diri ketika bersinggungan dengan Baby J, lelaki yang meniadakan hukum gravitasi dalam semesta oneng selama empat (4) tahun terakhir .

Set 2
……………………………………………………………….
Beberapa waktu sebelum oneng menyita perhatian saya sore itu, saya sebenarnya sedang memutar drama romantis, Notting Hill, entah untuk keberapa puluh kalinya. saya hapal mati seluruh adegan dan dialognya. saya mencintai Notting Hill karena kemustahilan cinta yang ada pada Anne Scott dan William Thacker, karena pertautan hati keduanya dimulai disebuah kedai buku, karena kerelaan keduanya menanggalkan imaji-imaji sempurna tentang kepribadian pasangan,  di atas segalanya saya teramat jatuh hati pada endingnya. tak ada narasi closing yang menggebu-gebu. hanya ada keduanya saling bersandar di bangku taman di musim semi yang hangat.


Set 3
………………………………………………..
Seperti sebuah sinkronitas, pesan oneng datang persis setelah Notting Hill menyentuh detik-detik akhir durasinya.  Notting Hill seperti menjadi panduan untuk menjawab pesan oneng, meskipun saya tahu, setiap nasihat saya akan jatuh klise. meskipun saya tahu Oneng tak berubah, ia masih saja menutup semua kemungkinan dengan pilihan diamnya. tapi jemari saya terus bergerak menjawab pesan oneng, bersisian antara rasa gemas dan iba..

Siapa bilang cinta tidak logis? tidak matematis? 3600 kalikan 24 jam mu. kalikan 30 harimu. kalikan lagi 12 bulanmu, terakhir, kalikan 4 tahunmu.  ada 124.416.000 detik yang kau lewatkan untuk bertaruh rindu. Anna scott dalam notting hill, menyudahi kegundahan cintanya dengan dialog sederhana yang menggetarkan. ia berdiri anggun di depan William Thacker seraya berkata “don’t forget, I’m just a girl. standing in front of a boy. asking him to love her”. Anna, mencipta kemungkinan atas kemuastahilan hubungan antara artis pupuler dengan lelaki pemilik kedai buku kecil di pinggiran kota. Anna, seperti halnya dirimu, pernah berdiri diantara garis ketakutan dan ragu-ragu. tetapi Anna kemudian, menerobos ego nya sendiri untuk mencari jawab atas ketidakpastian yang menyiksanya.

  Aku, hanya takut kecurigaanku mendekati kebenaran, bahwa selama ini kau hanya mencintai imaji mu tentang Baby J. kau sebenarnya takut  untuk menemukan kenyataan, bahwa Baby J tak sesempurna yang kau bayangkan, kau sesungguhnya takut patah hati dini sebelum cinta sempat mengungkap wujudnya. maka atas nama sajak-sajak tak bernama itu, telepon-telepon gelap, foto-foto curian dari jejaring sosialnya, kau harus berani membayar kontan untuk semua fluktuasi emosi 4 tahun ini. bukan untuk siapa-siapa, bukan pula untuk Baby J. hanya untuk dirimu sendiri. sungguh, tak ada yang lebih menyakitkan selain terus menerus menjadi bayangan tanpa nama “


set 4
………………………………………………………
Tulisan sending  masih berputar-putar di layar laptop. ini adalah kali pertama saya mengirim balasan untuk pesan oneng begitu serius dan tanpa tedeng aling-aling. sisa kuota internet yang makin menipis membuat tanda ‘centang sent’ tak juga muncul. sembari menunggu, saya kemudian menyadari bahwa oneng adalah cermin. oneng tak tunggal. di sekitaran kita atau bahkan saya sendiri pernah merasakan hal yang serupa (seperti yang terekam dalam Asumsi). Kedewasaanlah yang kemudian menentukan kemana laju cinta dibawa. diam mengendap atau utuh mewujud. tentu saja dengan segala konsekuensi yang menyertainya. dan mungkin, seperti halnya oneng, konsekuensi paling menakutkan untuk orang yang jatuh cinta diam-diam adalah cinta yang bertepuk sebelah tangan.

Diantara sayup suara hujan yang tak kunjung berhenti semenjak sore tadi, saya tak sabar menunggu akhir dari balada cinta oneng. semoga kini ia bisa membedakan, kapan harus lantang berjuang, dan kapan pula harus ikhlas melepas . Saya tak ingin oneng menjadi seperti yang dikatakan Raditya Dika dalam ‘Marmut Merah Jambu’nya, bahwa ‘..orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa, seperti yang biasa mereka lakukan, jatuh cinta sendirian..


 Sidoarjo,
di malam natal yang basah
          20.23-21.00 WIB









5 komentar:

NH. Irani on December 27, 2011 at 12:39 PM said...

jatuh cinta sendirian....owh betapa menyedihkannya.

arins on December 27, 2011 at 12:53 PM said...

#jleb menusuk tepat di relung hatiku sendiri :D
cinta dalam diam itu indah,tapi lebih banyak bikin galaunya,hehehe

R. Widyaniarti on December 27, 2011 at 3:04 PM said...

* Shine On : maka, berbahagialah yang di klaim 'pak polisi' masih bujang meskipun cindil e wes 2 :p

* Arina : wah, ga maksud buat sengaja lho rin. hahaha. wes ndang di 'dor' . nek perlu nggawe tank nembak'e :)

arins on December 27, 2011 at 4:12 PM said...

hwahahahahaha...mati mbak nek di tembak nggawe tank :P

R. Widyaniarti on December 28, 2011 at 10:18 AM said...

* Arins : yawes pake ketapel *cara tradisional* hahaha. seng penting kan kena sasaran :p

Post a Comment

 

Riska Widya W Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos