“Kita yang menjalani hidup dengan mengalir seperti air,
mungkin lupa bahwa air hanya mengalir ke tempat yang lebih rendah”
(Salim A. Fillah dalam Jalan Cinta Para Pejuang)
Minggu sore menjelang malam, adik saya yang paling kecil, Niar, tiba-tiba minta dijemput dari les aritmatika nya. Padahal biasanya, ia begitu mandiri pergi pulang les mengendarai sepeda mini, sambil tergelak-gelak sepanjang jalanan kompleks bersama kawanan sebayanya. Tapi sore ini, ia merengek-rengek minta saya jemput. Nature manjanya sebagai bungsu tak bisa dihindari oleh seisi rumah. Tak jarang, permintaannya adalah sabda. dan rupanya, adik saya yang genap berusia 9 tahun Januari besok ini, tahu betul bagaimana memanfaatkan posisi .
Permintaan itu saya amini. Saya berangkat menjemput si adik di tempat lesnya, tepat di ujung depan kompleks yang selalu riuh rendah. Maklum saja, tempat lesnya bersisian dengan masjid kompleks dan taman bermain. Jadilah saat sore menjelang malam, kawasan itu penuh dengan anak-anak yang pulang les dan mengaji, ibu-ibu yang menemani anaknya bermain di taman, serta kerumunan penjual aneka jajanan, balon, mainan dll. Semuanya tumpah ruah membanjiri pertigaan utama itu, nyaris persis seperti pasar malam dadakan.
Dari kejauhan saya memandang si adik tengah bersalaman dengan gurunya. Lesnya usai. sambil berjalan ke arah saya, ia berbisik-bisik kepada beberapa temannya. Saya melambaikan tangan dari jauh, memberi tanda saya hadir tepat pada waktunya. Tapi entah kenapa, ia tiba-tiba menunda rute pulang. Dengan manis, ia meminta saya menemaninya bermain di taman. Apalah daya, saya selalu kehilangan 5 hari untuk menyaksikan metamorfosanya, maka untuk meluluskan permintaan ini rasa-rasanya teramat mudah.
Sembari melihat Si adik jejeritan berlarian, saya berpikir tentang apa- apa yang sudah terjadi sepanjang tahun ini. Selain hal-hal baru yang datang bertubi-tubi, saya juga kehilangan beberapa hal lama yang melengkapi kehidupan saya tahun sebelumnya. Beberapa sangat membahagiakan, beberapa yang lain teramat menyedihkan. Sejujurnya, cuaca sore ini merepresentasikan kondisi saya sepanjang tahun 2011. Langit separuh terang separuh gelap. Senja oranye bercampur mendung coklat. di tengahnya, menggurat abu-abu terang. Lantas, untuk langit semacam ini, sebutan apa yang paling pas untuk disematkan? Inkonsistensi mungkin paling mendekati.