… rindu itu, pak pos yang lupa alamatnya sendiri …
(via @sajak_cinta)
Panasnya kota ini, ternyata tak cukup menyiksa pori-pori kulit saja. ia juga menerobos talamus-talamus otak dalam tempurung kepala saya. luar biasa ya efeknya? gerahnya lahir batin! kalau sudah begini, saya pasti merindukan sketsa –sketsa semesta yang alami. Beberapa tawaran ‘nongkrong’ dari teman saya abaikan, membaca rasanya jadi membosankan, instrumental Kenny G yang menenangkan juga jadi datar-datar saja. Sepertinya saya tau betul apa yang saya butuhkan ..
Saya rindu pantai. Rindu buih air menyentuh kaki-kaki. Rindu debur ombak menabrak karang. Rindu pasir-pasir halus di genggaman tangan. Rindu guratan senja yang menggantung di atasnya. Rindu melukis langit yang setengah gelap setengah terang. Rindu melihat sesabit bulan yang muncul malu-malu. dan diatas itu semua, sepertinya saya juga rindu kamu ..
Detil kecil di setiap bagianmu masih terekam dengan baik. kadang tiba-tiba wangi parfum itu hadir melintas dibawa angin. masih membayang kamu yang berjalan gontai, kamu yang tak suka makan pedas, kamu yang lebih banyak menunduk, kamu yang sebentar-sebentar membenarkan lipatan baju, kamu yang gemar menempelkan pulpen ke dagu. kamu yang tak percaya diri di depan umum, kamu yang seperti tak butuh perempuan. kamu yang saya rindukan selama 54.720 menit sejak terakhir kita duduk bersisian.
Klise ya?
Tapi sungguh, saya teramat merindukan pantai, senja dan kamu yang berdiri sederhana di tepiannya.
2 komentar:
how sweet ..
hehehe. ga..ga..ga kuat..
Post a Comment