Tuesday, January 25, 2011

Shinta dan Pernikahan Pertama




Awal bulan lalu sebuah pesan singkat masuk di ponsel, sepintas lalu saya baca, tapi kalimat pembukanya membuat saya melonjak antusias sekaligus bingung harus berekspresi seperti apa. Pesan itu datang dari karib saya yang selalu jadi pusat informasi diantara kami berenam, Ceny.

“By the way, akad nikahnya sinta tanggal 18 n resepsinya tanggal 23 di Bondowoso.
 km bisa datang kan bunny?”


Seketika di menit yang sama saya membaca pesan singkat itu, saya merasa masih belum percaya bahwa satu diantara kami akan naik level kehidupan perempuannya, menjadi seorang istri. Rasanya baru kemarin kami berkenalan canggung di hari-hari pertama perkuliahan. waktu bergerak dalam kecepatan yang tak mampu kami kendalikan. waktu pula yang mengantar kami pada momen penting ini, pernikahan shinta.

Sebenarnya, rencana pernikahan shinta sama sekali tidak mendadak. saya dan yang lainnya sudah mengetahui itu jauh hari. sering dia mengadu tentang ribetnya mengurus tetek bengek untuk sebuah seremonial mengikat janji itu, saya –dan yang lain- cuma bisa mengangguk dan menenangkan kalau dia sudah mengadu begitu, bukannya tak bersimpati. kami hanya bingung mau memberi saran apa, karena tak ada seorangpun yang sudah menjalani persiapan pernikahan itu sebelumnya. ya, pernikahan shinta adalah pernikahan pertama diantara kami.


Kami berenam. Ada saya, Maya, Ana, Ceny, Nila dan Shinta sendiri. diantara kami, Shinta mempunyai perawakan paling kecil. berkat tubuh mungilnya itu, dia juga yang paling gesit dalam hal apapun. pembawaanya cerewet, akan selalu menghindari hal-hal yang ruwet, tampilannya casual dan sikapnya manja kepada beberapa orang tertentu. sewaktu kuliah dulu, teman-teman yang lain menamai kami geng Buny-Buny, lantaran kami mempunyai kebisaan memanggil “buny” satu sama lain.

Layaknya gadis “setengah matang” pada umumnya, kami sering terseret keadaan untuk melakukan banyak hal bersama-sama. yang paling membekas diantaranya tergopoh gopoh mengerjakan tugas mendekati deadline nya, menghindari kelas membosankan dan menggantinya dengan kuliah di bioskop 21, atau memenuhi satu meja panjang di kantin kampus, bahkan durasi menggosip kami jauh lebih panjang dari kegiatan mengisi perut itu sendiri. semuanya terasa mengalir saat itu, memang tak selalu manis seperti yang terlihat, dalam sesaat pasti ada dengus kesal, bibir cemberut, ledakan tangis ataupun saling tak sapa. tapi itulah pertemanan kami, pahit manisnya membaur menjadi rasa yang tak bisa dilukiskan. Because friendship is the hardest thing in the world to explain. It's not something you learn in school. But if you haven't learned the meaning of friendship, you really haven't learned anything.

ini kami dulu.


Medio 2007. Shinta berjilbab merah muda

Medio 2008. Jatim Park. melarikan diri dari KKN


Momen itu akhirnya terlewati, kemarin saya dan yang lainnya menghadiri pernikahan pertama diantara kami itu. nun jauh di Bondowoso, menempuh perjalanan darat selama 4 jam. kami harus berangkat pagi sekali dari Surabaya dengan harapan bisa tepat waktu sesuai jam di undangan. siang itu, warna ungu mendominasi hampir semua dekorasi yang ada. saya melihat karib saya yang paling mungil, berdiri ayu berbalut kebaya muslim merah maroon, bersanding dengan lelaki yang sudah berhasil mencuri seluruh hatinya, yang juga nampak gagah dan bahagia.

Siang itu, di tengah lonjakan kegembiraan saat memberi selamat padanya. saya meminta kepada tuhan untuk karib saya yang mungil itu, agar ia di anugerahi kehidupan pernikahan yang istimewa. yang didalamnya ia bisa belajar, berbagi, bersyukur dan menjalani orbit kehidupannya dengan lebih baik. siang itu pula, saya teramat bahagia untukmu, Shinta Ary Purwanti.

Selamat menempuh hidup baru, sayang ..

There is nothing nobler or more admirable than when two people who see eye to eye keep house as man and wife, confounding their enemies and delighting their friends. 
-Homer-

1 komentar:

shinta... said...

bunny, aku baru baca ne.....so sorry ya...bagus banget...bta kok kayakny aku yang mesti loncat dulu ya....???kapan ne maen ke malang??miss u all

Post a Comment

 

Riska Widya W Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos